Saya bukan seorang yang menganggap bahwa hidup itu layaknya sebuah cerita dongeng yang bertabur cinta. Saya percaya pada mimpi dan juga keajaiban. Namun untuk soal cinta, lain halnya. Menurut saya cinta sesuatu yang rumit, butuh proses, bukan seperti Puteri Tidur, yang bangun - bangun dan langsung mencintai Pangeran yang menciumnya (kalau saya mungkin akan langsung menampar Pangeran yang berani - beraninya mencium gadis yang sedang tidur :P) atau Cinderella, yang baru sekali ketemu Pangeran langsung jatuh ke dalam cinta berbunga - bunga. Saya tidak pernah menggagap bahwa untuk bisa mencintai seorang dengan sedemikian besar, semudah membalik telapak tangan. Saya tidak percaya dengan cinta pandangan pertama, ataupun chemistry - chemistry yang berlangsung pada pertemuan pertama seorang yang berlainan jenis. Pokoknya, begitulah. Intinya, saya percaya bahwa untuk mencintai seseorang, butuh waktu yang panjang.
Namun rasanya saya perlu mengoreksi kata - kata saya ketika saya menyadari bahwa jenis keajaiban a la Cinderella itu tiba - tiba datang menghampiri saya.
Jadi, begini ceritanya. Di akhir pertengahan bulan Januari, tepatnya tanggal 21 Januari 2010, saya dan kakak saya pergi ke Bandung untuk liburan sejenak sekaligus bersilaturahmi dengan keluarga di sana. Kebetulan seorang sahabat saya yang kuliah di ITB (nama: Asta)akan balik ke Bandung di hari yang sama dan saya bermaksud untuk ketemuan disitu, sekalian dia juga meminta saya untuk menemani ke tempat pembuatan jeans. Jadi, saya pikir liburan saya di Bandung pasti akan menyenangkan walau cuma sebentar! Saya ingat, ketika saya masih dalam perjalanan di dalam kereta api, asta menelepon dan berkata : "Nggi, nanti kita main sabtu ya, sama temen gw Habibi. Mau kan lo main sama Habibi?" saya terdiam sejenak, agak bingung. Lalu bertanya, "Habibi?" dan Asta pun membalas : "Iya, itu lho.. yang ada di facebook. tapi tenang, ada ceweknya juga kok satu lagi, temen gw dan temen sd nya, seru lah. have fun ya kita nanti!" mendengar penjelasan itu pun saya mulai mengerti. saya sih senang - senang dan oke oke aja. Kemudian setelah pembicaraan singkat itu selesai, dan saya akhirnya sampai di Bandung, saya pun merasa biasa - biasa saja. Belum ada semacam firasat - firasat aneh, atau apapun yang menandakan bahwa di hari Sabtu nanti saya akan bertemu dengan seseorang yang luar biasa!
Bahkan di hari Sabtu itu, pagi - paginya juga saya masih biasa. Saya pergi sarapan lalu mencuci piring, mengobrol sana - sini dengan Bibi saya, cerita macem - macem dengan sepupu saya, nonton tv dengan kakak saya, dan bahkan sempat jalan - jalan dengan Bibi, Paman, dan sepupu saya. Pokoknya benar - benar hari yang biasa - biasa saja. Sampai akhirnya, Asta tiba - tiba menelepon dan berkata bahwa dia udah ada di depan rumah Bibi saya.
Waktu itu saya berdandan biasa saja, santai, nggak macem - macem, lha wong saya juga ngerasa yang biasa - biasa aja, hanya jalan biasa dengan teman - teman. Tapi pas buka pintu...
JREEEEEEENGG!!!
Subhanallah, ternyata sore itu berubah dari sore yang biasa - biasa saja menjadi sore yang sangat luar biasa! Disanalah saya pertama kali melihat dirinya, dan entah mengapa sepertinya saya bagaikan disengat ribuan lebah! Baru pertama kali saya melihat seorang pria lalu langsung merasa aneh begini! Baru pertama kali melihat, di mata saya dia itu benar - benar sempurna dan langsung membuat hati saya terkejut - kejut dan berdebar keras. Masih dengan perasaan bingung dan salting karena suatu perasaan yang sesungguhnya amat sangat asing ini, saya pun pergi ikut dengan dirinya, Asta, dan seorang teman baru bernama Dewi.
Inikah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?
Benar - benar nggak nyangka, bisa ada perasaan seperti ini! Jantung saya berdebar makin keras dan rasanya ingin melompat dari rongganya (mengerikann sekali). Saya mendengar dia berbicara dan saya lebih lebih merasa salting lagi. Bagi saya suaranya terdengar begitu menggugah dan menarik, dan saya menyukainya.
Kami pergi menonton di Ciwalk. Dan pada saat itu, ada banyak sekali kesempatan saya berjalan berdampingan dengan dirinya. Benar - benar rasanya saya seperti tersengat listrik setiap kali dekat dengannya. Namun rasanya menyenangkan juga. Saya tidak banyak bicara. Saya hanya bisa tersenyum menimpali kata - katanya. Dan walaupun saat itu film yang ditonton kocak luar biasa, tapi saya merasa deg - degan saja sepanjang cerita. Kenapa? karena dia duduk di sebelah saya!!!
Ketika hari itu harus berakhir dan saya diantar pulang,
saya tahu bahwa hari itu pandangan saya telah berubah total.
Saya tahu bahwa saat mencintainya. benar - benar mencintainya.
Walaupun saya merasa aneh sendiri kenapa bisa dia mengusik hati saya begitu cepatnya??
Namun saya senang karena cerita ini berakhir dengan baik.
Pria luar biasa ini sekarang memiliki saya dan saya bahagia dimiliki olehnya.
Dia yang terbaik diantara yang terbaik.
Tak pernah berhenti saya mengucap syukur atas anugerah perasaan cinta yang besar ini.
Yaa Allah, betapa Hambamu merasa amat sangat berterimakasih.
Tolong jaga dan ridhoi cinta kami.
Sampai waktu yang memisahkan kami.
Saya mencintai Titta Muhammad Habibi sedalam - dalamnya hati saya..





No comments:
Post a Comment