Oke, jadi beginilah, gw mau ceritain soal orang yang Numero Uno, yang pernah dan akan selalu hidup di hati gw. Siapakah?? Mother. Ibu. Mama. Mere. Ummi. Namun gw mempunyai panggilan sendiri untuk memanggil beliau: Bubu.
Jujur aja, selama hidup delapan belas tahun ini, kadang gw suka malu dan kecewa sama diri gw sendiri. Rasanya kok gw belom bisa balas budi gitu ke ortu gw, terutama Bubu. Bayangin uang, kerja keras, keringat, tenaga, pikiran, yang udah Bubu curahkan ke gw selama delapan belas tahun! Mungkin gw gak akan sanggup ngitungnya.
Selama ini Bubu selalu menjadi orangtua dan sehabat bagi gw. Mungkin terkadang Bubu agak keras. Bubu terkadang suka agak marah kalo gw main sampai lewat maghrib atau pergi tanpa kabar. Namun gw ngerti itu semua juga buat kebaikan gw. Gw tahu Bubu nggak akan marah sama gw, kalau hal yang gw lakukan nggak membahayakan atau merugikan diri gw sendiri dan orang lain.
Selama delapan belas tahun, Bubu selalu menjaga gw dengan segala kebaikannya dan kemuliaan hati emas seorang Ibu. Bubu selalu mendoakan gw, selalu ada buat gw kalo gw butuh tempat curhat, dan selalu mau ngajarin gw berbagai hal : masak, nyambel, ngurus kucing, menyulam (gw inget saat - saat panjang yang gw lewatin dengan menyulam bersama Bubu. Kita berdua derada dalam satu ruangan, diam tanpa bicara, namun keheningan yang lebih berarti daripada ribuan kata). Bubu juga yang selalu memperhatikan gw, menasihati gw supaya tetap istiqomah, dan suka memberikan gw kejutan berupa membelikan buku - buku.
Ada banyak saran yang udah Bubu kasih buat gw. Namun yang paling, paling, amat sangat membekas dihati gw adalah tentang kedudukan seorang wanita.
suatu hari kamu bakalan jadi seorang wanita. Dan kamu harus jadi seorang wanita yang pintar dan sholehah. Kelak kamu akan punya suami. Berdoalah, dekatkan diri kepada Allah. Niscaya kamu dapat jodoh yang bisa membuat kamu mengenal Allah lebih dalam lagi. Jodoh yang bisa menghormati kamu dan membantumu membuka pintu menuju surga. Jangan segan meminta kepada Allah. Tapi yang mesti kamu ingat adalah pentingnya menjadi seorang istri yang baik. Seorang istri yang mengabdi pada suami. Sekali kamu udah terikat tali pernikahan, abdikan seluruh jiwa ragamu buat suami kamu. Kamu boleh jadi wanita yang pintar, mandiri, dan sukses. Tapi suami kamu tetaplah pemimpin. Turuti kemauannya dan senangkan hatinya. Dandan yang cantik jika bersamanya. Setia bersamanya di saat - saat senang maupun susah. Ibarat kata jika suami kamu masuk ke liang tikus pun, kamu harus ikut. Jika kamu sudah memenuhi kewajibanmu sebagai seorang istri yang sholelah, InsyaAllah, pintu surga akan terbuka lebar...
Kata - kata yang sangat - sangat membekas di hati gw. Emang sih, kata - kata yang Bubu omongin nggak sebagus ini. Kata - katanya gw perindah lagi disini. Tapi intinya, Bubu berkata; sepandai - pandainya wanita, sekuat - kuatnya wanita, lelaki tetaplah imam. Jadilah istri yang sholelah.
Begitulah... dan sekarang gw pun melakukan apa yang dikatakan Bubu. Berusaha untuk menjadi baik. Gw tahu gw gak akan mungkin dapetin cowok idaman kayak Azzam di cerita Ketika Cinta Bertasbih kalau gw juga nggak punya kelebihan. Gw selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Mungkin gw gak akan sempurna. Mungkin gw gak akan bisa menjadi orang yang sehebat Azzam. Namun gw selalu mengharap ridho Allah karena gw percaya oleh perkataan:
ridho Allah itu adalah yang paling penting. Pastikan dalam setiap aktivitas kamu mendapatkan ridho Allah. Jika Allah sudah memberikan ridhonya setitik saja pada kita, Subhanallah, rasanya nikmat.
Mudah - mudahan gw diridhoi Allah agar bisa mendapat jodoh yang seperti Azzam. Seorang yang bisa memberikan gw cinta yang selalu bisa mengingatkan gw kepada Allah 'Azza wa Jalla.
Makasih Bubu atas nasihatnya. Nasihat yang gw pikir sangat penting untuk diketahui seorang wanita; seorang calon ibu dan istri. Bubu memberikan nasihat ini udah lama sekali. Mungkin waktu gw kelas 1 SMA. Tapi masih terngiang sampai sekarang...
No comments:
Post a Comment